Selasa, 08 November 2011

Judul : Teknologi Naungan Model Rumah Plastik untuk Selada Organik


B.     Latar Belakang Masalah
Prospek  sayuran organik sejalan dengan kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi pangan secara sehat dan alami. Kandungan zat mineral, vitamin dan keberadaan seratnya dapat menyehatkan tubuh dan dapat memperlancar sistem pencernaan.Tidak hanya kesadaran untuk makan secara sehat dan alami. Kesadaran tanpa ketersediaan pangan organik yang cukup tentu tidak ada manfaatnya. Oleh sebab itu kesadaran ini perlu ditumbuhkan seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan ketersediaan pangan organik. Di sektor budidaya organik yang masih menjadi kendala adalah tingginya harga produk.
Prospek sayuran organik tidak perlu diragukan lagi, baik di kalangan akademis maupun praktisi. Bahkan pemerintah telah merekomendasikan pengembangan di bidang budidaya sayuran organik. Salah satu tanaman sayuran yang banyak di butuhkan secara kontinu adalah selada.
Di Indonesia pada umumnya tanaman selada di budidayakan di lahan terbuka. Kondisi cuaca tropis memungkinkan untuk memproduksi sayuran sepanjang tahun. namun, budidaya dilahan terbuka menghadapi banyak masalah hama. Pada musim hujan, penanaman di lahan terbuka akan menghadapi curah hujan yang tinggi yang membawa kuantitas air yang banyak dalam waktu singkat, sehingga tanaman sayuran tersebut sebagian atau seluruhnya rusak. Kondisi cuaca selama musim hujan sering kali juga tidak cocok untuk penanaman disebabkan oleh adanya peningkatan dan kelembaban dan kondisi ini menyebabkan berkembangnya penyakit pada tanaman. Sebaliknya, pada musim kemarau penanaman dilahan terbuka akan dipengaruhi oleh angin dan juga hama tanaman yang umumnya berkembang dengan pesat pada kondisi itu, sehingga pertumbuhan tanaman tidak optimal (Anonim. 2009)
Budidaya tanaman sayur dengan teknologi naungan rumah plastik (Protected cultivation) adalah teknik penanaman sayuran yang dapat mengatasi masalah yang berhubungan dengan penanaman sayuran di lahan terbuka. Teknik ini merupakan usaha perlindungan fisik dari tanaman dengan tujuan utama untuk mengendalikan faktor cuaca yang mengganggu perkembangan tanaman. Beberapa keuntungan penggunaan budidaya tanaman dibawah naungan adalah hasil tanaman lebih tinggi, kualiatas produk lebih baik, dan masa panen lebih panjang dibandingkan dengan produksi sayuran dilahan terbuka. Selainitu, keuntungan lainnya adalah efisiensi penggunaan produk dan pestisida, penggunaan teknik perlindungan tanaman secara biologi dan produksi tanaman lebih terencana.
Budidaya tanaman selada memiliki peluang besar untuk di budidayakan di kalangan masyakat, pada umumnya dipergunakan sebagai bahan asupan makanan.

C.    Perumusan Masalah
Selada merupakan suatu sayuran organik yang dibutuhkan untuk mencukupi kebutuhan di rumah makan, hotel, rumah sakit dan lain lain. Sayuran ini di konsumsi sebagai lalapan dalam bentuk segar.  Konsumen sangat mengutamakan kualitas dalam memilih selada, misalnya tidak ada cacat di daunnya, bebas hama, dan daun berwarna hijau segar. Permintaan pasar yang ada  mengharuskan untuk menyediakan kebutuhan selada secara kontinu. Sementara budidaya hanya dilakukan musiman, sehingga perlu adanya upaya untuk dapat memunuhi pasar dengan budidaya diluar musim. Alternatifnya dengan membudidayakan selada menggunakan rumah plastik. Dengan naungan rumah plastik ini harapannya dapat dilakukan budidaya diluar musim secara kontinu. Namun ada berbagai model rumah plastik yang perlu dicobakan untuk budidaya selada organik.

D.    Tujuan Program
1.        Mengkaji pengaruh naungan terhadap pertumbuhan dan hasil selada organik.
2.        Mengkaji model rumah plastik yang lebih efektif digunakan pada budidaya tanaman selada organik diluar musim sehingga dapat memenuhi kebutuhan pasar.

E.     Luaran Yang Diharapkan
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan produk sayuran selada organik yang lebih berkualitas dengan penggunaan berbagai model naungan. Budidaya  selada dengan menggunakan naungan rumah plastik dapat menghasilkan produk yang kontinu, walaupun budidaya selada organik ini dilakukan diluar musim tanam.

F.     Kegunaan Program
Manfaat kegiatan PKM ini adalah :
1.        Dapat merekomendasikan kepada petani tentang penggunaan naungan pada budidaya selada organik.
2.        Mengembangkan teknologi rumah plastik dalam budidaya selada.
3.        Menambah ragam tekhnologi budidaya.

G.    TinjauanPustaka
Selada (Family Asteraceae) adalah jenis yang banyak diusahakan di dataran rendah, misalnya selada daun. Selada daun memiliki daun yang berwama hijau segar, tepinya bergerigi atau berombak, dan lebih enak dimakan mentah. Manfaat Selada (Lactuca sativa) memiliki penampilan yang menarik. Ada yang berwama hijau segar dan ada juga yang berwama merah. Selain sebagai sayuran, daun selada yang agak keriting ini sering dijadikan penghias hidangan. Selada mempunyai kandungan mineral, termasuk iodium, fosfor, besi, tembaga, kobalt, seng, kalsium, mangan, dan pottsaium, sehingga selada mempunyai khasiat terbaik dalam menjaga keseimbangan tubuh. Kulit luar yang hijau adalah yang paling baik.
Syarat Tumbuh Selada yang ditanam di dataran rendah cenderung lebih cepat berbunga dan berbiji. Suhu optimal bagi pertumbuhan selada ialah antara 15-25°C. Jenis tanah yang disukai selada ialah lempung berdebu, lempung berpasir, dan tanah yang masih mengandung humus. Meskipun demikian, selada masih toleran terhadap tanah-tanah yang miskin hara asalkan diberi pengairan dan pupuk organik yang memadai. Pedoman Budidaya, Benih Selada diperbanyak dengan biji. (Anonim. 2009).
     Aplikasi model naungan rumah plastik merupakan salah satu cara pengembagan selada organik di luar musim. Hal ini karena naungan berhubungan erat dengan temperatur dan evaporasi. Dengan adanya naungan, evaporasi dari semai dapat dikurangi (Suhardi et al, 1995). Selain itu pemberian naungan pada berbagai stadia pertumbuhan berpengaruh nyata. (Herawati dan Saaludin, 1995).

H.    Metode Penelitian
1.      Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Dusun Purworejo Hargobinangun Pakem Sleman. Penelitian dilaksanakan pada Bulan Januari sampai bulan Mei 2012.

2.      Bahan dan Alat Penelitian
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih selada, tanah pupuk kandang, pupuk cair organik,dan zat pengatur tumbuh. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah plastik UV, bambu, paku, palu, tali rafia, kawat, cangkul, dan sabit.

3.      Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode percobaan lapangan menggunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) dengan 1 faktor yang terdiri dari 5 perlakuan yang diulang 3. Petak percobaan dibuat dengan ukuran 1,5 x 1 meter dengan jarak tanam 20 x 25 cm sehingga tiap petak terdapat 20 tanaman. Jadi tanaman yang dibutuhkan  berjumlah 5 x 3 x 20 = 300 tanaman. Perlakuan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah :
N1 = Naungan model lengkung
N2 = Naungan model bedengan
N3 = Naungan model rumah
N4 = Naungan model knock down
N5 = Tanpa Naungan

4.      Pelaksanan Penelitian
Persemaian Benih
Benih Selada diperbanyak dengan biji. Biji yang diperoleh dari tanaman yang dibiarkan berbunga dan berbuah. Setelah tua tanaman dipetik dan diambil bijinya. Namun, sekarang benih selada banyak dijual di toko pertanian. Umumnya benih selada disemai terlebih dahulu. Penanaman langsung dapat saja dilakukan, namun lebih baik jika disemaikan lebih dahulu. Penyemaian dapat dilakukan di dalam kotak ataupun di lahan. Hal ini bertujuan agar produksi dan mutu produksinya tetap prima (Anonim. 2009).

                 Pengolahan Lahan
                         Jenis tanah yang sesuai untuk tanaman selada organik adalah lempung berdebu, lempung berpasir, dan tanah yang masih mengandung humus. Meskipun demikian, selada masih toleran terhadap tanah-tanah yang miskin hara asalkan diberi pengairan dan pupuk organik yang memadai. Untuk pengelolaan di perlukan tanah yang gembur. Kemudian menambahkan pasir dan pupuk kandang. Tanah dicangkul sedalam 20 cm. Ini penting karena perakaran tanaman selada yang kecil dan dangkal sulit menembus lapisan tanah yang keras. (Anonim. 2011).         
                 Penanaman
                        Untuk proses penanaman dilakukan setelah pengolahan lahan dan setelah berumur sekitar 2 minggu bibit siap dipindahkan ke lahan dengan keadaan tanah gembur. Hal ini penting karena perakaran tanaman selada yang kecil dan dangkal sulit menembus lapisan tanah yang keras (Anonim. 2011)


                 Pemasangan naungan dan Pemeliharaan
                        Pemasangan naungan dilakukan pada minggu ke-4, dimana keadaan bibit telah dapat menyesuaikan dengan lingkungan sekitarnya. Dan proses pemeliharaan meliputi pemupukan, penyiraman, penyiangan dan pengamatan dimulai pada minggu ke-5.

     Pemanenan
            Proses pemanenan dilakukan pada bulan ke-3 minggu kedua, diharapkan pada minggu ini dapat menentukan pertumbuhan dan perkembangan selada organik dengan metode model naungan rumah plastik secara maksimal.

     Analisis data
            Analisis data dilaksanakan pada minggu ke-3 dan ke-4 pada bulan ketiga dan minggu pertama bulan ke-4. Pada tahapan ini mulai mengumpulkan hasil pengamatan yang telah dilakukan dari proses persemaian selada organik hingga proses pemanenan.

     Pembuatan laporan
            Pembuatan laporan dilakukan di Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” yang dilaksanakan pada Bulan ke-4.

5.      Pengamatan parameter
a.       Tinggi tanaman
b.      Jumlah daun
c.       Luas daun
d.      Berat segar
e.       Berat kering




I.        Jadwal Kegiatan Program
No.
Kegiatan
Bulan 1
Bulan 2
Bulan 3
Bulan 4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1.
Persemaian benih
















2.
Pengolahan lahan
















3.
Pembuatan naungan
















4.
Penanaman
















5.
Pemasangan naungan
















6.
Pemeliharaan


- Pemupukan
















- Penyiraman
















- Penyiangan
















- Pengamatan
















7.
Pemanenan
















8.
Analisis data
















9.
Pembuatan laporan

















J.      Rancangan Biaya
Bahan Habis Pakai
Bahan
Volume
Harga satuan (Rp.)
Jumlah (Rp.)
Benih selada
1
45.000
45.000
Pupuk kandang
30
25.000
750.000
Pupuk cair organik
5
45.000
225.000
Furadan
35
25.000
875.000
ZPT
3
25.000
75.000
Plastik UV
50
50.000
2.500.000
Tali rafia
10
2.000
20.000
Bambu
20
10.000
200.000
Kawat
8
10.000
80.000
Sewa lahan
1
1.500.000
1.500.000
sewa oven
1
50.000
50.000
Peralatan
Cangkul
5
75.000
375.000
Ember
15
50.000
750.000
Sabit
5
65.000
325.000
Paku
5
6.000
30.000
Palu
3
45.000
135.000








Perjalanan Ke Lokasi



Pengolahan lahan
9
35.000
315.000
Pemeliharaan
48
30.000
1.440.000




Lain- lain



Alat tulis kantor



HVS 80 gram
1
25.000
25.000
Spidol
5
5.000
25.000
Map
5
3.000
15.000




Dokumentasi
1
20000
20.000
Penggandaan laporan
5
45.000
225.000
Total
10.000.000

K.    Daftar Pustaka
Herawati, T., dan Saaludin, D. 1995. Pengaruh Naungan Pada Berbagai Stadia Pertumbuhan Terhadap Hasil Dan Komponen Hasil Tiga Varietas Kedelai (Glycine max (L) Merr). Majalah Ilmiah Universitas Jambi No. 44. Universitas Jambi. hal 59-65.

Suhardi, 1995. Effect Of Shading, Mycorrhiza Inoculated And Organic Matter On The Growth Of Hopea Gregaria Seedling Buletin Penelitian Nomor 28. Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

Anonim. 2009. Budidaya selada. Dalam :




Tidak ada komentar:

Posting Komentar